Kamis, 16 November 2017

Inilah Cara Budidaya Waluh Atau Labu Kuning

Waluh atau Labu Kuning adalah buah dari tumbuhan merambat dari suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Banyak orang yang menyukai waluh ini dan banyak memanfaatkannya sebagai bahan makanan seperti sup, kudapan manis, bubur dan masih banyak yang lainnya. Sebab manfaat yang berjenis-tipe dari waluh ini, banyak orang yang berupaya untuk melakukan budidaya labu kuning ini. Berikut adalah sistem budidaya labu kuning :

a. Persyaratan Tumbuh
Labu Kuning atau Waluh dapat tumbuh dengan bagus pada tempat dengan ketinggian sekitar 800-1.200 mdpl dengan memiliki curah hujan sekitar 700-1000 mm/tahun, dan memiliki kelembaban udara sekitar 75%. Tanah yang bagus untuk menanam waluh atau labu kuning ini ialah tanah aluvial berhumus, tanah gembur kering bekas rawa, andosol, tanah merah dan grumosol denan derajat keasaman atau pH tanah sekitar 5,0 hingga 6,5. Dan hal penting lainnya adalah lahan yang akan diterapkan untuk budidaya memiliki ketercukupan cahaya sang surya.

b. Pemilihan dan Persiapan Bibit Waluh
Perbanyakan benih tanaman waluh paling lazimnya dikerjakan dengan sistem generatif atau melalui biji. Pilihlah buah calon benih waluh yang bagus adalah buah yang berukuran besar, memiliki warna kulit cerah dan memiliki pangkal buah yang kecil. Buah yang telah dipilih untuk benih, biarkan masak di pohon lalu sesudah masak petik buah hal yang demikian dan diamkan selama 7 hari. Sesudah itu, buah dibelah dan diambil bijinya lali ditempatkan pada wadah, biarkan semalaman.

Biji yang telah didiamkan selama semalaman, berikutnya rendam biji benih dengan air dan bersihkan selaput lendir pada biji atau untuk memudahkan penghilangan selaput lendir biji, biji dapat dicampur dengan arang sekam halus saat perendaman. Beiringan dengan perendaman lakukan pemilihan biji benih, biji yang tenggelam akan ditanam dan biji yang mengapung akan dibuang.

Sesudah perendaman, berikutnya jemur bij benih selama 2 hari hingga kering. Apabila bijji telah kering langsung simpan biji selama sekitar 1 hingga 3 bulan sebelum ditanam agar menghilangkan masa dormansi biji.

Biji yang akan ditanam, sehari sebelumnya biji benih direndam dalam air hangat selama 2 hingga 4 jam, sesudah itu letakkan pada kain yang telah dibasahi den simpan sekitar 3 hari hingga biji berkecambah. Biji yang telah berkecambah bisa ditanam ke lahan tanam secara langsung.

c. Pengolahan Lahan Tanam
Lakukan pengolahan tanah pada lahan tanam sebelum siap ditanami. Gemburkan tanah lahan dengan sistem dibajak atau di pacul sedalam 20 cm – 30cm. Lakukan pengapuran menerapkan kapur pertanian atau dolomit apabila ph tanah dibawah 6, keperluan kapur atau dolomit hal yang demikian untuk 1 hektar lahan adalah sekitar 1 hingga 2 ton. Apabila telah, lakukan pemupukan dasar dengan menerapkan pupuk dasar dan diamkan selama 1 hingga 2 minggu.

Buatlah bedengan tanah dengan ukuran lebar sekitar 1 meter, tinggi sekitar 20 cm – 30 cm, dan panjang menyesuaikan lahan tanam. Jarak antar bedengan diciptakan dengan jarak sekitar 35 cm – 40 cm. Apabila bednan telah siap berikutnya lakukan pemulsaan dengan mulsa plastik agar kelembaban tanah tetap terjaga.

Setelah itu, buatlah lubang tanam pada permukaan mulsa plastik dengan ukuran diameter sekitar 10 cm. Dalam 1 bedengan diciptakan 2 baris lubang tanam dengan jarak antar lubang dalam 1 baris sekitar 40 cm dan jarak antar lubang antar baris sekitar 40 cm. Sesudah lubang tanam jadi, berikutnya lubang tanam diberi pupuk berupa pupuk kandang atau pupuk kompos dengan dosis sekitar 1-1,5 kg/lubang tanam. Kebutuhan pupuk kandang atau pupuk kompos untuk 1 hektar lahan adalah sekitar 20 hingga 35 ton.

d. Penanaman Waluh Atau Labu Kuning
Sesudah benih dan lahan tanam siap, maka langsung lakukan penanaman. Benamkan 1 benih dalam tiap lubang lalu timbun kembali dengan tanah, pembenaman hal yang demikian jangan terlalu dalam adalah sekitar 0,5 atau 2 cm agar kencang tumbuh. Sesudah berumur sekitar 7 hari, benih yang tadinya berkecambah berikutnya akan tumbuh lebih tinggi.

e. Perawatan Tanaman

Penyulaman
Sesudah tanaman berumur sekitar 7 hari maka lakukan penyulaman pada tanaman yang mati atau tak tumbuh dengan bagus dan ganti dengan benih yang baru.

Penyiangan
Sesudah tanaman berumur 3 hingga 4 minggu maka langsung lakukan penyiangan kepada gulma atau tanaman pengganggu lainnya. Penyiangan berikutnya dikerjakan dengan memperhatikan frekuensi gulma yang ada.

Pemupukan Susulan
Sesudah tanaman berumur 3 minggu maka lakukan pemupukan susulan dengan menerapkan pupuk organik cair yang terbuat dari pupuk kandang yang dicampur dengan air dengan komposisi 1 Kg pupuk kandang dan 1 liter air. Tetapi pupuk hal yang demikian diciptakan dan difermentasikan selama seminggu dulu baru diterapkan untuk pemupukan. Cara pemupukan dikerjakan dengan sistem menyemprotkan pupuk organik yang telah diciptakan ke lubang tanam dan juga bagian tanaman untuk tiap 1 meter persegi lahan diperlukan sekitar 1 L pupuk cair. Pemupukan iini dikerjakan secara rutin adalah tiap 3 bulan sekali.

Pemberian Lanjaran
Supaya melakukan perawatan lebih gampang maka kasih tanaman lanjaran. Lilitkan tanaman waluh pada lanjaran. Lanjaran hal yang demikian terbuat dari bambu dengan ukuran 2 meter dan ketinggian 1,5 meter.

f. Pemanenan Waluh
Waluh atau Labu Kuning mulai berbuah saat berumur sekitar 60 hari sesudah tanam dan waluh dapat mulai dipanen sesudah berumur sekitar 80 hari sesudah tanam. Pemanenan dapat dikerjakan secara bertahap 1 hingga 2 bulan.